GRIYA PENI – MBATIK YUUUK beruntung diajak Bank Mandiri untuk memperkenalkan MOTIF BATIK MEGA MENDUNG dan TOPENG CIREBON kepada masyarakat.
Acaranya diadakan pada hari Jumat, 21 November 2014 bertempat di Gedung Arsip Nasional, jl Gajah Mada, Jakarta 11140
Sekilas tentang TOPENG CIREBON :
Setiap topeng dimana saja selalu mempunyai KARAKTER yang berbeda, pada saat pementasan tari topeng Cirebonan yang diiringi dengan gamelan topeng-topeng berikut yang dikenakan. Topeng Cirebon yang paling pokok ada lima karakter yang juga disebut Topeng Panca Wanda :
- Panji, wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir
- Samba (Pamindo), topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah
- Rumyang, wajahnya menggambarkan seorang remaja
- Patih (Tumenggung), topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab
- Kelana (Rahwana), topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah
- Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Topeng_Cirebon
Motif Batik MEGA MENDUNG
Motif Mega Mendung ditengarai merupakan hasil akulturisasi dari Motif-motif kain dan keramik China dan budaya setempat. Cirebon dahulu kala dikenal sebagai salah satu pelabuhan yang ramai dimana pedagang-pedagang manca negara mampir dan berdagang.
Mega Mendung adalah salah satu motif batik khas Cirebon yang paling dikenal. Motif ini menggambarkan bentuk sekumpulan awan di langit. Dalam Sejarah Cirebon, motif ini terbentuk ketika seseorang melihat bentuk awan pada genangan air setelah hujan dan cuaca saat itu sedang mendung. Sehingga seseorang itu menuangkan idenya untuk menggambar awan yang telah di lihat melalui genangan air tersebut dengan bentuk awan yang bergelombang. Oleh sebab itu, terbentuklah motif Mega Mendung (Mega= Awan, Mendung=cuaca yang sejuk/adem) dengan warna dasar merah dan awan yang berwarna biru dengan tujuh gradasi warna sebagai warna orisinilnya yang terkenal dari Cirebon.
Filosofi motif Mega Mendung adalah diharapkan manusia mampu meredam amarah/emosinya dalam situasi dan kondisi apapun, hati manusia diharapkan bisa tetap ‘adem’ meskipun dalam keadaan marah, seperti halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan suasana di sekitarnya. Ada juga yang berpendapat bahwa Mega Mendung mempunyai makna ‘kesuburan’.karena dengan adanya mendung tentu akan datang hujan yang ditunggu-tunggu para petani.
Makna dari warna batik Mega Mendung merupakan lambang dari seorang pemimpin dan awan biru sebagai sifat seorang pemimpin yang harus bisa mengayomi seluruh masyarakat yang dipimpinnya. Gradasi warna pada motif Mega Mendung ada tujuh gradasi yang maknanya diambil dari 7 lapisan langit, begitupun bumi yang tersusun atas 7 lapisan tanah, dan jumlah hari dalam seminggu sebanyak 7 hari. Batik motif Mega Mendung memang nampak sederhana, namun makna yang terkandung di dalamnya sangat dalam. ( Dikumpulkan dari berbagai sumber diantaranya dari :
http://sanggarbatikkatura.com/makna-di-balik-mega-mendung
Sebenarnya Cirebon tidak hanya dikenal dengan motif Mega Mendung saja, Kraton Kasepuhan mempunyai ragam hias Singa Barong dan Keraton Kanoman, dikenal dengan motif Paksinagaliman. Sedangkan, Keraton Keprabonan melahirkan Dalung. Keraton Kacirebonan punya ragam hias Bintulu. Ragam hias lainnya adalah Megasumirat, Banjar Balong, Taman Arum, Singa Payung, Naga Seba, Panji Semirang, Taman Arum Sunyragi, Taman Arum Pakungwati, Taman Arum Kanoman, Taman Teratai. Sawat Penganten, Sawat Riwe, Simbar Dalung, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, Patran Kangkung, Patran Keris, Ayam Alas Gunungjati, Ayam Sawunggaling, Ayam Katewono, dan Naga Utah,
Sekilas mengenal GEDUNG ARSIP NASIONAL
Gedung Arsip menjadi bangunan cagar budaya yang didirikan pada 1760 sebagai rumah perkebunan Gubernur Jenderal Reyner de Klerk. Pada abad ke-20, gedung ini dibeli oleh pemerintah Hindia Belanda dan dijadikan Arsip Nasional..
Pada tahun 1995, gedung ini dalam kondisi buruk dengan banjir setengah meter setiap musim hujan yang menyebabkan kerusakan pada banyak bagian bangunan.
Pemugar Gedung Arsip. dilakukan dengan memperoleh dana dari pengusaha Belanda di Indonesia, dan pemugarannya menjadi hadiah ulang tahun kemerdekaan ke-50 dari bangsa Belanda ke Indonesia,
Pemugaran selesai pada 1998 sesuai standar pemugaran internasional Unesco. Dengan demikian, pada 2001, Gedung Arsip menjadi bangunan Indonesia pertama yang berhasil meraih juara 1 Unesco Cultural Heritage Award untuk seluruh Asia Pasifik. (dikumpulkan dari berbagaisumber).