KAMI datangi 12 lokasi Pembatik di Pekalongan, setiap lokasi atau Desa mempunyai ciri khas sendiri
1. TIRTO village :
Batik with ‘colet’ (using brush) coloring method
Batik Traditional Printing (using stencil method)
Left is the owner of the Batik workshop in Tirto
the workshop in Tirto, nice archtecture
2. Second location : KEDOENGWOENI – merupakan lokasi yg sudah menjadi LEGENDARIS, tempat lahirnya sang Maestro Batik Oey Soe Tjoen dan Liem Ping Wie, yg ada sekarang generasi penerusnya
sayangnya kalau Batik Capnya tidak ada sign-nya padahal para pencintanya ingin juga punya Batik yg ada ‘sign’nya
3. SAMPANGAN Village :
Night & Day pattern from Sampangan
4. KAUMAN village, turun temurun menjadi pengusaha pembatik (generasi ke 3 )
with Lilla – Lariez Batik owner
HARI KEDUA :
MUSEUM BATIK PEKALONGA (sayang tidak sebagus beberapa tahun lalu waktu saya berkunjung, ada beberapa nama Batik yg perlu dikoreksi, sudah pernah kami sampaikan, tp nampaknya NO ACTION)
Di Liput TV Pekalongan, waaah ndak bisa nonton ya
lanjut ke KRAPYAK Village yg dahulu kala terkenal dg motif yg jadi ikon PEKALONGAN : Motif JLAMPRANG
WIRADESA Village
membatik motif Jawa Baru, walau masyarakat lebih kenal dg nama Hokokai
kami lanjut ke PADEPOKAN PAK GURU SAPUAN di TUNJUNGSARI:
BATIK sebagai alat pemersatu semua pencintanya, Batik adalah karya seni, Batik adalah alat meditasi PENGENDALIAN DIRI
Mr Sapuan (wearing glasses) & Mrs Sapuan (wearing purple Hijab) and us
kami lanjut ke WONOPRINGGO :
SPECIFIC pattern from Wonopringgo area
lanjut ke PESINDON Village