FILOSOFI DIBALIK MOTIF WAHYU TUMURUN
PLEASE read the article here :
http://www.iyaa.com/gayahidup/fashion/umum/1558069_1338.html
FILOSOFI DIBALIK MOTIF WAHYU TUMURUN
Bagi piyantun (bahasa Jawa halus untuk orang) Jogya, motif batik WAHYU TUMURUN juga dipakai sebagai salah satu alternatif motif kain yang digunakan saat menikah. Dalam perkembangan jaman kain batik motif WAHYU TUMURUN dapat digunakan sebagai Kemeja Pria, maupun Rok Wanita atau Jas/Blazer.
Pada motif kain Batik gaya Jogya dan gaya Solo, nama suatu motif pada selembar kain batik selalu merupakan kesatuan yang mempunyai makna.
Motif WAHYU TUMURUN mempunyai ciri khusus, motif utamanya adalah yang berbentuk seperti mahkota dibagian dalamnya ber motif bunga, dan motif sepasang ayam atau burung yang berhadap-hadapan. Dan juga ada berbagai tumbuh-tumbuhan yang sedang bersemi dalam bahasa Jawa disebut semen atau tumbuh-tumbuhan yang sedang bersemi.
Adapun filosofi nya adalah agar siapa saja yang mengenakannya akan memperoleh petunjuk atau Anugerah, Ridho, Berkah dan Rakhmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga memperoleh kedudukan atau pangkat dan semoga tercapai cita-citanya tentunya dengan usaha.
Apabila dikenakan saat menikah diharapkan kehidupan rumah tangga mereka diberikan kebahagian dan langgeng sampai maut memisahkan mereka.
Tentunya jika dijahit menjadi baju atau kemeja atau lainnya, haruslah diperhatikan kedudukan motifnya, jangan sampai bentuk mahkota atau ayam/burungnya dalam posisi terbalik. Apabila dikenakan terbalik tentunya maknanya akan hilang. (Sering terjadi posisi ‘mahkotanya dipasang berdiri seperti ‘kuda laut’ ini tidaklah tepat.)
Perlu diketahui bahwa jaman dulu pembatik ketika membuat batik selalu diiringi dengan puasa 40 hari/malam dan doa.
Mari mengenal batik dan cara pembuatannya bersama kami – http://mbatikyuuuk.com